Sunday 25 November 2012

gent : silaturahmi -1



Silaturahmi adalah salah satu nilai yang ditanamkan baik-baik oleh keluarga saya. Alhamdulillah saya selalu diajarkan untuk menciptakan, menyambungkan, dan memelihara silaturahmi oleh keluarga saya. Saya pun selalu berusaha untuk mengamalkan nilai yang satu ini. Sisi positif dari silaturahmi adalah : persaudaraan, inspirasi, dan tolong-menolong; lebih dari sekedar networking.
Kehidupan perempuan single seperti saya di negeri yang jauh berbeda dari tanah air tentu seringkali memberikan rasa khawatir, kesepian, dan kecemasan lain. Silaturahmi selalu menjadi cara paling ampuh untuk mengobati itu semua.
Dan, di sini saya belajar 2 hal. Pertama, mempertahankan silaturahmu dengan sesama muslim dan atau teman setanah air . Kedua, menciptakan silaturahmi dengan non muslim dari bangsa lain. Banyak teman, banyak cerita, banyak pengalaman, banyak inspirasi, dan pasti banyak belajar.
Ctt 1
Silaturahmi bumbu pecel

Siang ini saya berkesempatan untuk bersilaturahmi ke keluarga Pak Andy Asfandiyar, dosen FSRD ITB yang sekarang sedang tinggal di Belgia. Pencetus KPMI (Keluarga Pengajian Muslim Indonesia- Belgia) Kids. Kami menjadi sangat dekat karena tante saya menitipkan bumbu pecel Indonesia kepada Pak Andy (yang ternyata adalah temannya tante). Simpel deh, dari sekedar meneruskan silaturahmi dari bumbu pecel, pengalaman saya bisa sebanyak ini. Alhamdulillah. Kami banyak bercerita tentang kehidupan kampus, pendidikan anak, sampai sistem pertanian di Eropa. Ada satu pernyataan yang saya catat dalam-dalam.

Bicara kepada anak2 itu, bukanlah "jangan lakukan itu", tapi tanyakan "kenapa melakukan ituKarena anak2 memiliki wilayah imajinasi yang berbeda dari alam logis manusia dewasa. Pahami itu. Kalau kita tidak bisa memahami mereka, berarti daya imajinasi kita sama dengan nihil


Mendidik anak2 yang sudah lama hidup di negara sekuler punya tantangan sendiri. Mereka terbiasa hidup bebas, tidak mendapatkan pemahaman akidah yang cukup, dan sikap yg lebih "liberal". Tugas kita adalah memperkenalkan mereka kepada اللّهُ, keindahan ahlak rasul-Nya, dan pesan cinta Islam. Sebab disini mereka mendapatkan image yang tidak sesuai tentang Islam.

Di sisi lain, kita perlu mempertahankan sikap ramah, rendah hati, dan bekerja keras, ekspresi cinta kasih, penolong, disiplin, terbuka, kritis, credible, dan toleransi yg telah mereka dapatkan. Dengan tetap menyadari dan mengkaitkan bahwa sikap demikian tetaplah berasal dari ajaran Islam.

Ada segmen cerita lain,
Cerita takmir masjid dan kpmi belgia.
Takmir : "Mesjid bukan tempatnya ribut. Yang gabisa diem mendingan pulang" Kemudian anak2 pulang.
Saya, sejenak menapak tilasi kehidupan 15 tahun silam, berimajinasi. "Yah aku kan ke mesjid mau ketemu temen2, solat, sambil main, jajan, kok malah disuruh pulang".

Mau mencoba memahami alam pikir anak-anak? Mereka sebenarnya sedang belajar taat kepada Tuhannya, mencintai masjid, bersilaturahmi. Kok malah diusir ? Hmm... Terjawab kan, keheranan dan keresahan masyarakat muslim saat ini, kenapa generasi muslim saat ini lebih memilih mall daripada mesjid. Soalnya dulu pas masih kecil, ketika mereka antusias belajar mencintai mesjid-dengan perilaku hasil imajinasi dan keceriaan mereka- malah diusir. Trus apa yg mereka lakukan ? Main petasan. Mubazir. Ketika sudah dewasa, Window shopping di mall ? Mubazir.

Pemahaman baru.
"Mengusir mereka bukanlah solusi. Berikanlah wadah untuk mereka"
Terlahirlah ide karisma, pas salman, dan KPMI kids. Saya, beruntung sekali, bertemu dengan Pak Andy Asfandiyar, sang pencetus ide-ide tersebut. Interaksi yang dimulai dari sebungkus titipan bumbu pecel.

Lebih beruntung lagi, saya diajaknya dan dipercayanya insyaallah untuk turut membantu kegiatan KPMI kids. Bagi saya : surga !! Anak-anak, pendidikan, Islam. Perpaduan yang sulit saya tolak. Dan kegiatan itu sudah dimulai sejak malam ini. 15 menit pertama bersama Reyhan, Marsekal, Damar, Fadhil, Athif, Aisyah yg pemalu, dan Calista yang cerdas. Saya bahagia. Saya belajar dari mereka.Setidaknya, bagi saya pribadi, saya belajar mendidik anak-anak di negeri sekuler. Bekal berharga bagi saya. Saya yakin, Tuhan tidak pernah bermain dadu. Anyway, tema pengajian kali ini belajar tentang sikap sidiq, tabligh, amanah, dan fatonah Rasulullah. 


Kembali, saya teringat oleh percakapan ini.

"Apa cita2 lo?"
"Istri yang solehah, ibu yang cerdas, pendidik yang berdedikasi, pengusaha yang dermawan, dan penulis yang menginspirasi"
"Dari sekian banyak cita-cita lo, Bisa jadi ini jalan tercepat untuk meraih semuanya"

Disini saya belajar banyak. Belajar menjadi istri solehah, ibu yg cerdas, pendidik berdedikasi, pengusaha, dan penulis. Alhamdulillah.


Ctt 2.
Kado untuk Kynan dan Kikan.

Kynan dan Kikan adalah anak-anak dari Kang Ical, senior PPI Gent, yang baru saja berulang tahun bulan ini. Saya, Tazy, dan Cita berniat memberikan kado yang bisa untuk dimainkan bersama. Kami bingung. Asli.

"Cari kado untuk anak2 tuh susah susah gampang ya. Harus ada konten edukasinya. Pilihkan yang terbaik untuk anak2"

Begitulah pesan yg saya tanamkan buat saya ketika memilihkan kado ultah untuk mereka. Nanti kalau jadi ibu juga harus dipikirin banget ya..

Ctt3.
Istri yg qanaah. 

Ini adalah ucapan Fatimah Azzahra kepada Ali bin Abi Thalib setiap Ali akan berangkat mencari nafkah.

"Suamiku, ingatlah. Kami lebih tahan menahan lapar daripada menelan api neraka" - Mbak Elly, halaqah di Leuven siang ini.



Hari ini, saya mendapatkan banyak inspirasi. Alhamdulillah.

Regards,
@yosay_aulia

No comments:

Post a Comment