"Kenapa kamu masuk SITH,, sayang banget... harusnya kamu jadi dokter aja..." , begitulah komentar orang kebanyakan ketika tahu bahwa saya memilih SITH ITB, bukan fakultas kedokteran.
Saya hanya bisa tersenyum , padahal di dalam hati mah "mwee..kejamnyaa bilang begitu..". Kala itu; ketika saya dalam masa kritis penentuan masa depan (melalui masa kuliah); fakultas kedokteran, elektro, industri, dan psikologi adalah fakultas paling beken di kalangan pembicaraan kami. Biologi ? Cuma anak-anak tim olimpiade aja yang "diperkirakan" akan masuk sana. Dulu, jurusan ini dianggap sebelah mata. Maka saya juga sempat tidak PD ketika harus melanjutkan ke SITH ITB...
"Say, lo ga mau nyoba kedokteran lagi ..?? " ini golongan orang yg bersimpati tapi bikin saya bimbang..
"Mau kerja apa nantii..." itu komentar selanjutnya..
Bahkan ketika sudah menjalani kuliah dalam hitungan tahun sekalipun, ada aja komentar aneh seperti "kerjaan kamu, mengamati mikroba aja di mikroskop ??"
ngeeekk...lieur ateuhh tuan nona... oke, saya akan ceritakan tentang pekerjaan lab saya di postingan lain. Tapi, jawaban singkatnya adalah : pengamatan di mikroskopnya cuma beberapa menit aja kok.. :) -- sambil senyum
Maka, terhitung dari Juli 2007-Juli 2008, saya berpikir keras, bertanya-tanya kepada Tuhan dan diri sendiri..
Kenapa saya masuk sini yaa.. dulu kan pengen jadi dokter
Saya ntar jadi apa yaa...
Kok kayak nyasar yaa..
Berat begini praktikumnya euuyy... (Fyi, tahun 2007, SITH adalah satu-satunya fakultas yg ada praktikumnya pas TPB. dan praktikumnya 4 jam aja tiap minggu.. *fyuuhh~)
Juli 2008.
Mulai masuk perkuliahan di jurusan masing-masing. Saya masuk mikrobiologi ITB. Saya mulai punya bayangan tentang apa yang akan saya lakukan kelak dengan ilmu saya. Tuhan pasti punya maksud mulia, begitu pikir saya.
Maka ketika ada yang bertanya apa jurusan saya, atau ketika saya memperkenalkan diri pada suatu kesempatan, saya katakan.
"Saya Yosi Ayu Aulia, biasa dipanggil Yosay, Mikrobiologi 2007"
"Apa...??" atau
"Mikrobiologi ?" yang lain
"Biologi ?"
"Iya, Mikrobiologi. Baru ada tahun 2004 di ITB"
"Ooohh..." ga komen lanjut
"Waahh,, ngeri banget jurusannya.. belajar virus ga? ntar gw dikasih virus dong" -- Asli ini komennya Uta dan Panda di siaran "Panda Berkokok" Prambors Radio pas saya ikut suatu kuis. Ngakak!
Juli 2008-Juli 2010
Inilah kami Mikrobiologi 2007 !!
Praktikum, kuliah, tugas, ekskursi, kuliah lapangan, praktikum PTF dan mikrobiologi analitik, nginep di lab bermalam-malam, shaker manual, Fermenstation 2010, berlarian mengejar kelas imunologi, begadang belajar biselmol bareng-bareng. Sampaii.. KP dan TA dengan cerita dan pembimbing masing-masing
Microbabes at Tidung, 2011
Kami lalui semua bersama :")
Kami temukan diri kami masing-masing. Kami berbagi, kami unik berbeda namun menyatu, saling mendukung, mengingatkan, bangga satu sama lain, kami keluarga, kami mikrobiologi 2007.
Kami yakin; bahwa dengan melakukan hal kecil, kami bisa membuat perubahan besar pada dunia. Itulah kami, mikrobiologi 2007.
Bagi saya pribadi, saya menemukan kehidupan saya di sini. Saya bahagia belajar bersama mereka, berbagi tugas, bahkan ketika mengalami konflik sekalipun.
Belajar life science, bagi saya khususnya mikrobiologi, artinya belajar tentang kesempurnaan Allah, Sang Pencipta. Tuhan ciptakan sistem yang sempurna, seimbang, penuh perencanaan dan perhitungan, akbar tanpa mengabaikan detil, mikro namun berdampak mega, satu kata : Sempurna.
Life science adalah dasar ilmu pengetahuan. Inilah ilmu yang lahir dari kajian penciptaan Tuhan. Bagi saya, inilah cara Dia berbicara tentang kebesarannya. Sebab Dia ajarkan tentang kesetimbangan (homeostasis). Semua sistem alam semesta diciptakan dengan setimbang dan penuh perencanaan. Itu sebabnya semua ciptaan manusia mengacu pada cara Tuhan mencipta.
Tahukah kamu
Bahwa teknologi sistem informasi mengikuti sistem transkripsi dan translasi pada sel ?
Bahwa konstruksi jembatan meniru konstruksi kaki ayam ?
Bahwa desain engsel pintu mengikuti struktur flagel pada bakteri ?
Bahwa sistem piramida makanan bisa menjadi contoh bagi sistem pemerataan ekonomi ?
Bahwa desain bor minyak mengikuti struktur gonad laki-laki ?
Bahwa strategi perang Rasulullah mengikuti sistem imun mnausia ? --klo untuk hal ini, pasti dibimbing Allah
Kalau sistem informasi biner aja bisa segitu banyaknya, bagaimana dengan sistem DNA yang terdiri dari 4 basa ?
Dan fakta-fakta keseharian..
Bahwa wine (yang buatnya bener) gabisa basi ?
Bahwa yoghurt bisa jadi keju ?
Bahwa pupuk ternyata ga bagus buat tanaman ?
Bahwa ternyata tubuh bisa sembuh sendiri ?
Jam berapa menjemur pakaian paling baik ?
Jam berapa kamu harus pakai krim wajah ?
Bagaimana kamu tau bahwa makanan itu pakai pemanis buatan atau gula alami ?
Tahukah bahwa Indoenesia bisa bayar hutang dengan aset karbon di hutan yg dimiliki ?
Jadi, kalau ada yang bertanya.. "Kenapa kamu masuk SITH ?" -- Saya jawab "karena saya bisa belajar kesempurnaan Tuhan ketika belajar di SITH"
"Lo ga mau masuk kedokteran lagi say ? " -- Saya jawab "ga, saya bahagia di sini" (bukan karena udah lulus lho yaa)
" mau kerja apa nanti say ? " -- Kerja ? "Saya gamau kerja" begitu jawaban saya ketika saya ditanya mama. Mama sampe kaget, mungkin sedikit bingung.
"Saya mau mengajar"
Saya bukan hanya mau bekerja, saya mau berkarya.
Kerja apapun nanti, saya mau memberi manfaat seluas-luasnya dengan ilmu yang Allah amanahkan kepada saya. Saya mau, kolaborasi ilmu ini dengan keilmuan lain bisa membangun Indonesia. Menyelesaikan permasalahan yang sering bikin sakit hati. Mulai dari krisis BBM, impor beras, impor kedelai, impor cengek (oh mameen !), krisis air bersih, makanan basi, gizi buruk, epidemi penyakit..daann lain-lain
ga perlu kata tapi
penyelesaian masalah butuh optimisme dan niat yang lurus, bukan kata tapi.
Juli 2012.
Sekarang saya sudah menyandang gelar sarjana, bukan mahasiswi lagi. Ada tanggung jawab lain yang harus saya emban, apalagi saya akan segera melanjutkan studi. Allah pasti punya maksud dengan jalan hidup saya selama ini..
Saya jadi teringat dengan nasehat seorang guru besar ITB, "Kalau teknologi informasi di Indonesia ga maju, ya wajar lah. Tapi kalo ilmu hayati di Indonesia terpuruk, itu dipertanyakan. Apa yang nggak ada di Indonesia ?"
Apa yang nggak ada di Indonesia, para life scientist ?
Regards,
@yosay_aulia