Cover Novel Sunset Bersama Rosie |
Inilah novel yang baru saja saya tamatkan. Sunset Bersama Rosie karya Tere Liye (Penulis novel "Hapalan Shalat Delisa").Oh, sedikit cerita. Saya adalah penikmat tulisan Tere Liye selain Asma Nadia dan Helvy Tiana Rosa.
Seperti novel Tere Liye pada umumnya. Ciri khas novel ini adalah narasi indah melankolis dengan diksi tepat bermakna. Alur bolak balik (hahaha ini bahasa saya aja). Skenario yang tidak terduga. Pesan moral yang kompleks. Dan selalu ada epilog.
Novel ini bercerita tentang Tegar Karang yang menyimpan cita masa kanak-kanak nya kepada Rosie hingga dia dewasa. Bahasa gampangnya, susah move on. Saya sempat agak sebal dengan Tegar yang susah move on, membuat novel ini terasa sangat cengeng dan membosankan pada awalnya.
Latar cerita ini adalah tragedi Bom Bali II di Jimbaran yang juga merupakan awal konflik dari cerita.
Tegar adalah sahabat kanak-kanak Rosie, yang ternyata menyimpan cinta hingga dewasa, namun terpaksa dihancurkan. Rencana Tegar untuk mengungkapkan rasa cintanya kepada Rosie di Gunung Rinjani pupus karena Nathan, sahabat Tegar dan Rosie, telah terlebih dahulu mengungkapkannya. Sejak saat itu, Tegar menghilang dari kehidupan Rosie dan Nathan. Tegar pindah dari kehidupan lalunya di Lombok ke Jakarta.
Cerita berlanjut hingga Bom Bali II terjadi yang menyebabkan Tegar segera menemui Rosie dan keluarganya, yang ketika itu sedang berada di Bali. Konfliknya semakin kompleks karena akibat kepergian Tegar ke Bali, Tegar terpaksa menunda pertunangannya dengan Sekar. Parahnya, Nathan meninggal, Rosie mengalami depresi hebat, dan anak-anak mereka butuh pendampingan sosok orangtua. Sosok itu adalah Tegar.
Pendampingan itu terus berlanjut hingga dua tahun. Selama dua tahun itu pula pertunangan Tegar dengan Sekar tertunda. Selama dua tahun itu pula fakta-fakta mengenai perasaan cinta Rosie kepada Tegar terkuak. Pilihan ada di Tegar.
Tere Liye mampu menggiring pembaca untuk dapat turut memberikan opini tentang apa yang seharusnya diputuskan Tegar.
Secara umum novel ini mengajarkan dua hal kepada saya.
Pertama, tentang ketegasan kita kepada perasaan yang kita miliki. Menurut saya, salah satu penyebab konfliknya adalah karena Rosie dan Tegar sama-sama tidak menciptakan kesempatan untuk mewujudkan cinta mereka. Pesan moral ini mengajarkan kepada saya untuk dapat menciptakan kesempatan terwujudnya hal-hal yang dicintai. Apapun itu.
Kedua, tentang ketegasan untuk berdamai dengan masa lalu bukan melupakannya. Di novel ini dibahas juga perbedaan berdamai dan melupakan masa lalu. Berdamai artinya kita bisa memaafkan masa lalu dan berani untuk melangkah ke kehidupan selanjutnya tanpa ada bayangan masa lalu sedikitpun. Melupakan artinya memaksa benak kita untuk membuang potongan cerita lalu, tanpa pernah berdamai dengannya.
Novel yang bagus, banyak cerita tentang keindahan Gili Trawangan Lombok, dan bikin saya pengen punya anak seperti anak-anak Rosie di novel itu.
Selamat membaca :)
Regards,
Yosay/