Saturday 6 August 2011

Ramadhan #1

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan

Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak keruh menggenang

-Imam Syafii


Kira-kira begitulah yang berhasil yang buktikan, alhamdulillah. Saya mendapatkan perspektif lain terhadap orang barat -- yang notabene dicitrakan sebagai kaum yang anti Islam -- ternyata mereka lebih bertoleransi dan menghargai kemajemukan.

Hari pertama saya berpuasa di musim panas di negeri non muslim. Artinya saya harus berpuasa selama 18 jam ! dahsyat. Saya mulai berpuasa dari jam 3.30-20.50. Kebetulan, hari itu jadwal kami sangat padat kuliah hingga jam 21.30. Itu artinya kami melewati masa berbuka (yang tentu sangat ditungggu-tunggu), karena kami tidak diizinkan makan/minum ketika kuliah di kelas.

Pada awalnya saya hanya bisa pasrah, "yaudahlah, bingung juga saya harus ngomong apa".. Untungnya Mbak Luki, leader dari SMU Madania, menyampaikan kebutuhan kami kepada salah satu panitia. Ketika di akhir kuliah siang, director LIYSF Richard Myhill mengumumkan "For Those who in Ramadhan, please stay in the room".

Ketika kami berkumpul, Richard mengumumkan beberapa keringanan dan toleransi bagi delegasi yang sedang berpuasa yakni :

  1. kami diperbolehkan berbuka puasa ketika kuliah malam, asalkan kami duduk di belakang, tidak ribut, dan tidak mengganggu pserta lain.
  2. kami diperbolehkan menggunakan microwave di tengah malam untuk sahur.
  3. kami diperbolehkan membungkus jatah sarapan dan makan malam kami untuk buka dan sahur..

dan kami -- seluruh delegasi dari berbagai negara yang sedang berpuasa dan Richard -- sepakat.


## pelajaran :

1. ternyata orang Barat sangat menghargai perbedaan dan bertoleransi terhadap hal itu, lebih dari orang Indonesia pada umumnya. Kita harus belajar tentang hal itu.

2. If you ask, you will get. pelajaran dari cerita Mbak Luki..


***

akan tetapi..

Ketika kuliah malam..

dan waktunya berbuka tiba.


Kami berbuka, minum sekedarnya untuk membatalkan. Oh, tapi mereka makan dan mengedarkan kurma, bahkan berisik. Padahal kami telah bersepakat untuk menjaga ketenangan. Dan kenapa juga sih, mereka harus keluar ruangan dengan berbondong-bondong, menghasilkan suara agak gaduh, dan tidak elegan. Kalaupun alasannya adalah waktu maghrib yang terbatas, bukankah sholatnya bisa dijama' dengan Isya...

Malu deh... karena Richard langsung pasang muka "yee...kok berisik sih. kan tadi kita udah sepakat". kalo begini, gimana citra Islam jadi baiiikk... tolooonngg...

Tidakkah mereka berpikir lebih moderat dan elegan; Bukankah Rasulullah pun menyepakati perjanjian Hudaibiyah dengan elegan..

Kenapa banget siihh... :(( sedih deh.. mereka saudaraku, tapi aku ga berdaya untuk mengingatkan.. karena sebagian besar mereka sangat sombong.. mungkin ini yaa.. yang bikin OKI gabisa membela palestina, bosnia, dan afghanistan..

Beri hamba kekuatan ya Allah...

3 comments:

  1. Waw, hebatnya pengalamanmu di negeri orang say... Tetap semangat yaa.... Semoga bisa terus bertahan... :)

    ReplyDelete
  2. yang dimaksud dengan "mereka" tu orang mana aja say?

    ReplyDelete
  3. risty : iya alhamdulillah., tapi jadi gabisa ikut bukpus brg morganbabes.. huhuu.. amiinn.

    teh aul : orang2 timur tengah teh, ga semua sih.. tapi yg dari negara lain ga bikin ngelus dada. hhii

    ReplyDelete